Notification

×

Jual Barang Baru/Second Dekstop

Iklan 1

Cegah Macet, Pemerintah Sarankan Masyarakat Mulai Mudik H-10 Lebaran 2024

Monday, April 1, 2024 | April 01, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-06T16:42:44Z

Pemerintah RI melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyarankan masyarakat untuk mulai mudik H-10 hingga H-5 Lebaran 2024. Langkah tersebut sebagai upaya untuk menekan kepadatan lalu lintas yang pada akhirnya berpotensi membuat perjalanan mudik terhambat dan tidak nyaman.


"Saya secara khusus menyampaikan berkaitan dengan waktu mudik, Presiden menginformasikan atau menyarankan bahwa mudk itu kalau bisa H-10 sampai H-5," katanya dalam siaran video, Minggu (31/3/2024).


Sebab, pada H-4 Lebaran atau 6 April 2024, sudah mulai memasuki periode puncak arus mudik, di mana akan terdapat lonjakkan mobilitas yang signifikan. Apalagi berdasarkan prediksi Kementerian Perhubungan, pada tahun ini akan ada 193 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik dengan berbagai moda transportasi.


"Karena H-4 itu puncak mudik, dan apabila itu dilaksanakan mungkin tidak terjadi kepadatan," kata Budi. Kendati demikian, Kemenhub bersama Kepolisian Republik Indonesia dan operator jalan tol sudah menyiapkan skenario untuk mengurai kepadatan, baik secara contraflow, one way, hingga ganjil genap.

Pada kondisi tertentu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan juga mengarahkan untuk dilakukan buka-tutup rest area.


Sebelumnya, Budi memprediksi bahwa pemudik pada Lebaran tahun ini akan mencapai 193 juta orang, di mana 28 juta masyarakat itu akan meninggalkan wilayah Jabodetbek. Adapun prediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 terjadi pada Senin, 8 April 2024, atau bertepatan dengan mulainya cuti bersama. Sementara untuk puncak arus balik, diprediksi akan terjadi pada Minggu 14 April 2024. Potensi pergerakannya diperkirakan mencapai 41 juta orang atau 21,2 persen. "Hal ini mengindikasikan terdapat kecenderungan peningkatan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran 2024 dibandingkan tahun 2023 sebesar 123 juta orang," kata Budi.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update